Tab Menu F

Kamis, Agustus 28, 2008

Marhaban Ya Ramadhan

Rabu, Agustus 13, 2008

PENGURUS BARU = KEKUATAN BARU




Alhamdulillah, Pengurus ROHIS SMAN 94 periode 2007-2008 telah menyelesaikan masa baktinya dengan baik, dan sekarang telah memiliki pengurus baru yang pasti dengan semangat dan kekuatan baru.

Organisasi adalah sebuah system yang baru dapat berjalan apabila semua komponennya bersinergi dengan baik. ibarat sebuah kendaraan, mobil baru dapat berjalan bila semuanya bersatu dan bersinergi, ketika melaju di jalan, ban tidak boleh merasa lebih penting daripada rem, begitu juga sebaliknya, termasuk juga komponen yang lain tidak boleh merasa ada yang lebih penting dari yang lain; semuanya penting dan semuanya berperan sesuai dengan kemampuan, posisi, dan timingnya yang tepat. bila terjadi kesalahan penempatan, atau tidak tepat waktu penggunaannya (misalnya tancap gas ketika tiba-tiba ada yang menyeberang jalan) maka kehancuran akan terjadi.

Di sinilah pentingnya memilih orang yang tepat dalam menduduki sebuah posisi. bila salah waktu dan/tempat, maka sebuah organisasi tidak akan berjalan dengan optimal. Oleh karena itu, kepengurusan yang sekarang saya yakin adalah hasil dari pemilihan dan penempatan yang sudah dipertimbangkan berbagai aspek dan sudut, sehingga bagi pengurus yang terpilih jangan ada yang merasa lebih penting atau kurang penting, jangan juga merasa mengapa saya di posisi ini bukan posisi itu.

Ada kisah menarik tentang tempayan yang retak.

"Seorang tukang air memiliki dua tempayan besar, masing-masing digantung pada kedua ujung sebuah pikulan, yang dibawa menyilang pada bahunya. Satu dari tempayan itu retak, sedangkan tempayan yang satunya lagi tidak.

Jika tempayan yang tidak retak itu selalu dapat membawa air penuh setelah perjalanan panjang dari mata air ke rumah majikannya, tempayan yang retak hanya dapat membawa air setengah karena tercecer (bocor) sepanjang perjalanan.

Hal ini terjadi setiap hari selama dua tahun. Si tukang air hanya dapat membawa satu setengah tempayan air ke rumah majikannya. Tentu saja si tempayan yang tidak retak merasa bangga akan prestasinya, karena dapat menunaikan tugasnya dengan sempurna. Namun si tempayan retak yang malang itu merasa malu sekali akan ketidaksempurnaannya dan merasa sedih sebab ia hanya dapat memberikan setengah dari jumlah yang seharusnya dapat diberikannnya. Setelah dua tahun tertekan oleh kegagalan pahit ini, tempayan retak itu berkata kepada si tukang air, "Saya sungguh malu pada diri saya sendiri, dan saya ingin mohon maaf kepadamu."
"Kenapa?" tanya si tukang air, "Kenapa kamu merasa malu?"
"Selama dua tahun ini saya hanya mampu membawa setengah jumlah air dari yang seharusnya dapat saya bawa kerana adanya retakan pada sisi saya telah membuat air yang saya bawa bocor sepanjang jalan menuju rumah majikan kita. Kerana cacatku itu, saya telah membuatmu rugi." kata tempayan itu.

Si tukang air merasa kasihan pada si tempayan retak, dan dalam belas kasihannya, ia berkata, "Jika kita kembali ke rumah majikan besok. Aku ingin kamu memerhatikan bunga-bunga indah di sepanjang jalan.
"Benar, ketika mereka naik ke bukit, si tempayan retak memperhatikan baru menyadari bahwa ada bunga-bunga indah di sepanjang sisi jalan, dan itu membuatnya sedikit terhibur. Namun pada akhir perjalanan, ia kembali sedih kerana separuh air yang dibawanya telah bocor, dan kembali tempayan retak itu meminta maaf pada si tukang air atas kegagalannya.
Si tukang air berkata kepada tempayan itu, "Apakah kamu memperhatikan adanya bunga-bunga di sepanjang jalan si sisimu tapi tidak ada bunga di sepanjang jalan di sisi tempayan yang lain yang tidak retak itu. Itu kerana aku selalu menyadari akan cacatmu dan aku memberdayakannya. Aku telah menanam benih-benih bunga di sepanjang jalan disisimu, dan setiap hari jika kita berjalan pulang dari mata air, kamu mengairi benih-benih itu. Selama dua tahun ini aku telah dapat memetik bunga-bunga indah itu untuk menghias meja majikan kita. karena cacat/kekuranganmu, majikan kita tak akan dapat menghias Rumahnya seindah sekarang.

Setiap dari kita memiliki cacat dan kekurangan kita sendiri. Kita semua adalah tempayan retak. Namun jika kita jeli dan tepat dalam menempatkannya, maka kekurangan/cacat tersebut sebenarnya dapat memberikan andil yang besar bagi lingkungan.

Jangan takut akan kekurangan kita. Kenalilah kelemahan kita. Ketahuilah, di dalam kelemahan kita, kita akan menemukan kekuatan kita.

SELAMAT BEKERJA, ﺎﻨﻌﻣ ﷲﺍ ﻥﺇ