Tab Menu F

Kamis, Oktober 16, 2008

KANTIN KEJUJURAN


KEJUJURAN, adalah sebuah kata yang sering didengar tetapi semakin jarang ditemui. Mengapa bangsa kita menjadi bangsa yang terkenal korup? Tidak lain karena (barangkali) masyarakat kita tidak dibiasakan untuk jujur sejak kecil; bahkan sering (tanpa sadar/sengaja) diajarkan untuk berbohong. Sebagai contoh : ada orang tua yang karena tidak punya uang lalu berpesan kepada anaknya yang masih SD “nak, nanti kalau tukang kredit datang, bilang ibu tidak ada yah!!”
Atau barangkali karena sejak kecil selalu diperdengarkan dongeng sebelum bobo tentang kisah KANCIL MENCURI MENTIMUN –tanpa dijelaskan pesan moral yang harus diambil– sehingga yang tertanam dalam pikiran bawah sadarnya adalah betapa enaknya mendapatkan sesuatu tanpa harus bersusah payah (menanamnya).

Oleh karena itu, betapa pentingnya membiasakan bersikap jujur sejak kecil, sebagaimana pesan Rasulullah saw : “Hendaklah kamu selalu bersikap jujur. Sesungguhnya kejujuran membawa kepada kebajikan dan kebajikan membawa ke surga. Selama seorang jujur dan selalu memilih kebenaran dia tercatat di sisi Allah seorang yang benar (jujur). Hati-hatilah terhadap dusta (kebohongan) . Sesungguhnya dusta membawa kepada kejahatan dan kejahatan membawa kepada neraka. Selama seorang dusta dan selalu memilih dusta dia tercatat di sisi Allah sebagai seorang pendusta (pembohong)”. (HR. Bukhari)

Tindak pidana korupsi yang nampaknya sudah menjadi kultur para pemangku kekuasaan di negeri ini. tak mudah dilenyapkan dalam waktu singkat. karena itu upaya alternatif yang dilakukan pemerintah adalah dengan membentuk generasi baru yang cinta kejujuran. Misalnya, menanamkan nilai kejujuran dan tanggung jawab kepada generasi muda sejak dini.

Prihatin dengan rendahnya tingkat kejujuran dalam masyarakat, Kejaksaan Agung mencetuskan program Kantin Kejujuran. Program ini diharapkan bisa menanamkan rasa kejujuran sejak dini. Upaya tersebut telah dirintis melalui kantin kejujuran yang digalakkan di setiap sekolah. Guna menyokong program ini, sebanyak 36 Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di DKI Jakarta terpilih menjadi pelopor gerakan langsung antikorupsi sejak dini (Galaksi) melengkapi kantin kejujuran ke-1.000. Kantin kejujuran ini diresmikan langsung Hendarman Supanji, Jaksa Angung, di SMAN 42, Jl Rajawali, Halimperdana Kusuma, Jakarta Timur, Rabu (15/10).
Keberadaan kantin kejujuran ini bertujuan mendidik pelajar agar mampu mengembangkan potensi kejujuran dalam dirinya. Sehingga, saat mereka menjadi pimpinan tidak mudah tergiur melakukan korupsi. Kantin kejujuran ini dikemas berbentuk swalayan. Artinya, para pembeli diberikan kebebasan untuk memilih, mengambil, dan membayar makanan atau minuman yang dibelinya tanpa pengawasan. Pembeli diuji kejujuranya dengan membayar sesuai harga yang tertera di dalam kotak yang disediakan, jika uangnya lebih, pembeli dapat mengambil kembaliannya sendiri.
Margani Mustar, Kepala Dinas Pendidikan Menengah Tinggi DKI Jakarta, berjanji akan memperbanyak keberadaan kantin kejujuran di setiap sekolah yang ada di wilayah DKI Jakarta. Dan diharapkan tahun 2009 mendatang, seluruh kantin sekolah di setiap SMAN dan SMK di DKI Jakarta sudah menerapkan kantin kejujuran. “Kami berharap pada 2009 nanti, semua SMA di DKI Jakarta sudah memiliki kantin kejujuran. Adanya kantin kejujuran di setiap sekolah, bukan berarti setiap siswa SMA suka berbohong. Malahan setiap siswa dapat belajar mengendalikan dirinya,” tandasnya.
Perlu diketahui, program pembuatan kantin kejujuran ini diprakarsai oleh Kejagung. 1.000 kantin yang sudah ada tersebar di berbagai sekolah di seluruh penjuru nusantara.Kantin Kejujuran ini menjual makanan dan minuman yang diletakkan di atas meja tanpa ada penjual yang menjaga. Pembeli yang berkenan mengambil barang dagangan dipersilahkan mengambil sendiri dan memasukkan uang pembayaran sesuai harga yang telah tertera di tabel ke dalam sebuah kotak.

Bagaimana dengan sekolah kita??
Sampaikan pendapatmu dengan menjawab pertanyaan melalui jajak pendapat/survei di blog ini.